Christian jokes

Smart medieval astrologer:

A medieval astrologer prophesied to a king that his favorite mistress would soon die.

Sure enough, the woman died a short time later.

The king was outraged at the astrologer, certain that his prophecy had brought about the woman's death.

He summoned the astrologer and commanded him: "Prophecy, tell me when you will die!"

The astrologer realized that the king was planning to kill him immediately, no matter what answer he gave.

"I do not know when I will die," he answered finally. "I only know that whenever I die, the king will die three days later."

God is Watching

Children were lined up in the cafeteria of a Christian school for lunch.
At the head of the table was a large pile of apples.
Someone had written a note and placed it next to the apples.
It read, "Take only one, God is watching."

Moving through the line, to the other end of the table, was a large pile of chocolate chip cookies.

One little boy wrote his own note and snuck it next to the cookies,
"Take all you want, God is watching the apples."

Setelah sekian lama melamar sana-sini, Panji
akhirnya mendapat pekerjaan. Berangkat kerja hari
pertama, ia sibuk mencari-cari sesuatu.
Panji : "Ibu, baju hangatku di mana, ya?"
Ibu : "Wah, kantormu pasti pakai AC, ya? Hebat
betul!"
Panji : "jangan salah sangka dulu, Bu. Paji pakai
baju hangat bukan karena kantornya ber-AC, tapi
karena Panji diterima di pabrik es batu."

ada tiga orang pemuda sedang bercerita....

si a) : Eh kenapa kamu nggak jadi nikah?
si b) : beda keyakinan....!!!!
si b) kalo kamu????
si a) : ortu gak setuju..

si a dan si b bertanya pada si c

si a & b) :kalo kamu....?
si c) : beda kelamin....

Matahari

Seorang anak manis bertanya pada gurunya: "Bu, kenapa matahari cuma ada satu?" Dijawab gurunya: "Satu aja elu udah item, apalagi dua !"

Lobang apa yg rasanya hangat, nikmat, dan nyaman? LO BANGun pagi-pagi tarik selimut dan tidur lagi.

“Tolong saya Dok”, kata Budi yang perwira militer pada dokter.

“Apa yang bisa saya bantu?”, tanya dokter.

“Beberapa hari yang lalu waktu saya pulang dari kantor, saya menangkap basah istri saya sedang jalan - jalan dengan lelaki lain. Lalu saya ambil pistol saya dan saya acungkan pada istri saya. Lelaki selingkuhannya berkata bahwa percuma saya membunuh istri saya karena saya akan masuk penjara dan tidak pernah lagi bisa bersama istri saya. Saya luluh, lalu ia mengajak minum kopi”.

“Lalu apa masalahnya?”, tanya dokter.

“Dua hari kemudian istri saya jalan -jalan lagi dengan lelaki yang sama. Saya todongkan pistol ke arah lelaki selingkuhan istri saya, tapi sekali lagi ia membujuk bahwa kalaupun ia mati, istrinya akan jalan - jalan lagi dengan lelaki lainnya. Saya luluh dan ia mengajak saya minum kopi”.

“Jadi apa hubungannya dengan kedatanganmu ke sini?”, tanya dokter.

“Tadi saya memergoki istri saya jalan - jalan lagi dengan lelaki dan tempat yang sama. Di depan mereka, saya todongkan pistol ke mulut saya, lalu lelaki itu berkata bahwa kalau saya mati akan rugi karena justru memberi peluang seluas-luasnya kepada kami untuk selalu bersama-sama. Saya luluh dan iapun mengajak saya minum kopi”.

“Langsung ke pokok persoalan aja deh”, kata dokter tak sabar.

“Kopi itu bisa merusak kesehatan saya nggak Dok?”.

Tunggu Dulu.

Pak Mamat adalah seorang penduduk yg baru beberapa tahun menikah dan hidup di Selatan Jakarta. Pada pertengahan bulan Mei yang lalu isterinya yang bernama Tetty telah meninggal dunia kerana diserang penyakit jantung. Pak Mamat yang berusia kira-kira 27 tahun telah diperhatikan oleh tetangganya, agak luar biasa yaitu beliau telah pergi ke kubur isterinya sebanyak tiga kali sehari.

Pak Mamat pergi pada waktu pagi, tengah hari dan petang untuk menyiram kubur isterinya lebih dari dua minggu secara berterusan. Beberapa tetangganya dan penduduk setempat beranggapan Pak Mamat begitu cinta kepada isterinya.

Seorang saudaranya yang terdekat berkata, “kamu ini terlalu cinta Tetty sehingga sanggup berbuat demikian, menurut gw ga ada lagi yang bisa kaya gini di Jakarta.”.

Pak Mamat manjawab,
“Sebenarnya sebelum Tetty hendak menghembuskan nafas yang terakhirnya, dia telah berpesan kepada saya, kalau mau nikah lagi tunggu rumput di kuburnya tumbuh dulu. Oleh karena itu saya terpaksa siram kuburnya supaya cepat tumbuh rumput .”